ORTUKU [ORTU - ORang TUa] CERAI, SO WHAT?
By Steven, 24tahun
Kelas 5 SD saya harus mendengar bahwa Mama dan Papa mau bercerai. Tapi tidak seperti anak-anak lain, mendengar rencana perceraian ini saya justru merasa bahagia, karena saya dan Papa tidak terlalu akur. Papa sering banget memukuli saya. Itu yang membuat saya benci sama dia.
Setelah mereka bercerai, kehidupan berjalan normal. Saya tidak lagi merasa tertekan seperti yang sebelumnya saya alami waktu masih bersama Papa. Saya sekolah seperti anak lainnya, walau kadang ada perasaan yang saya tidak sadari, yaitu rasa kehilangan sosok ayah.
Saya menganggap perasaan itu tidak ada, saya bermain bersama teman-teman dan saya bertumbuh menjadi anak yang saya rasa lebih kuat dari anak-anak lainnya karena saya terbiasa melindungi diri saya sendiri dan keluarga saya.
Saya baru semakin menyadari perasaan itu ketika saya main ke rumah teman saya dan melihat papa teman saya yang sangat baik dan melindungi anaknya. Saya pulang dengan perasaan yang bergejolak dan saya kangen sama Papa. Sedih rasanya. Rasa penyesalan yang tidak pernah berhenti. Tapi semua sudah terjadi dan saya harus hadapi kenyataan ini.
Pernah suatu kali saya memarahi teman saya, karena dia tidak menghargai tindakan papanya yang udah bantuin dia. Saya marah besar dan saya bilang sama teman saya, “..loe tuh harusnya bersyukur punya papa yang udah nyediain semua buat loe, pulang kerja yang dia lakuin bukan beristirahat tapi masih bisa nyuci motor loe, ngisiin bensinnya, nanya apa uang jajan masih ada apa tidak. Loe mau punya papa kayak papa gua? Apa loe mau tukeran aja papa loe sama papa gua?!”
Itu perasaan yang timbul secara tidak sengaja. Disitu saya menyadari bahwa diri saya ini seperti bom waktu yang mudah meledak. Banyak perasaan yang saya pendam dan tidak saya sadari yang ternyata saya coba salurkan pada hobby saya. Saya jadi orang yang gila basket, saya bisa melupakan segalanya ketika saya bermain basket.
Sosok papa yang tadinya saya buang, ternyata sangat saya butuhkan. Saya kehilangan contoh dan pegangan dalam hidup ini. Waktu sudah seumur sekarang, saya merasakan kalo saya sulit menentukan tujuan hidup, sering gak pede rasanya karena seperti tidak ada yang support, yang memberi saya semangat karena saya gak punya figure ayah.
Buat teman-teman yang masih punya papa mama, syukuri itu. Mereka mungkin jauh dari sempurna, tapi kalian masih jauh lebih baik dari keadaan saya saat ini. Buat yang mengalami hal yang sama dengan saya, saya percaya hanya Tuhan yang bisa memulihkan kita menjadi pribadi yang utuh lagi. (**)
box of life
Seringkali kita tidak sadar bahwa kita memiliki sesuatu yang berharga, sampai kita kehilangan hal itu. Sebelum semuanya terlambat, mungkin akan jauh lebih baik bagi kita untuk mulai berusaha menemukan sesuatu yang positif , daripada terus menyerang kesalahan mereka? Karena penyesalan selalu datang terlambat.
****
Have a blessed Thursday... maju terus!
GB.
No comments:
Post a Comment